Kalimat-Kalimat Menarik di Biografi David Belle




If I didn’t do the movement right, my body would tell me right away. If you miss your jump, you hurt yourself; otherwise, you don’t feel anything. The most important thing to him was to repeat: "By doing the movements a dozen, a hundred times, trust comes and by doing the same movements over and over again, it becomes automatic."

I started with jumps that were likely to help me make progress, but without taking too much risks at first because I was aware of my mother waiting at home for her son who was training. That prevented me from doing crazy things and having an uncaring rebel teenage attitude like, "Well, if I hurt myself, I just don’t care!"

Some guys are really proud to break a bone and they like to brag about it. But truth is, it only shows a total lack of respect towards oneself and one’s body. What’s the point in being ready to destroy yourself just to show that you don’t care? Once you’re hurt, you can’t move forward anymore.

Those who don’t want to get a bit hurt, who don’t want to have scratched hands, shouldn’t come to Parkour.

When you add acrobatics, your attention is focused on the salto and you get rid of all the rest; everything Parkour is about, which is jumping, climbing, moving from point A to point B. Practicing Parkour isn’t about fun, with piercings everywhere, green or purple hair or nice shoes. It’s unnecessary. In Parkour, if the guy understands why he’s here, why he’s doing these movements, that’s great. If he learns to cross obstacles without hurting himself, that’s what really matters. Then, if he puts style into it, putting his little finger in the air like that, who cares? If a guy feels good when he jumps, if his landing is good, then he got it.

After watching some participants, I realized after a while that they didn’t do the things I was looking for in Parkour anymore, they didn’t have the same mindset anymore. During some trainings, public shows or movies, it was going downhill, it was baloney. Some brought a fun side to it, a freestyle spirit. Sure, it looks good and spectators love it but with saltos and other nice figures, the movements are not the same anymore. It turns into a show and that’s not what Parkour is about. I’m not saying I didn’t do acrobatics myself – I did – but it was after training, after the Parkour, just for fun, to relax and unwind. It was a way to chill out, like a soccer player who is going to do a somersault after scoring. When I was training with some friends, they sometimes put all their energy working on something freestyle - everything the young liked at the time – but I personally thought it was useless. I didn’t want to waste my time working on a salto like this or that because I knew in a real life situation, I wouldn’t have time to do it. When I did acrobatics, I was actually training in depth. It looked like I was having fun doing it but truth was I did it for a specific reason: I was working on the basics, I was improving my perception of space and distances.

We should be motivated by the love of sports, not challenge or competition. I have to admit that it was also a mistake to put some acrobatics in my first videos but when I did those demos, it was to ignite a spark and have the young start thinking, "Hey, I don’t know why he’s doing it but he makes me want to put my sneakers on, go outside and move!"

The first thing is to figure out why the kid came to see me, why he wants to learn Parkour. I try to find his real motivation, what made him want to move. If he only wants to do saltos and spins, then I tell him to do gymnastics or freerun – everything but Parkour. If he wants to do videos or movies, I send him straight back home. When I teach Parkour to a young, I don’t want to know what he’s going to do with it. He can become an actor, an acrobat, any artistic job, or become a fire fighter or a rescuer, never mind. I don’t want to know.

The principle of Parkour is to know what you are capable of, to gain self-confidence and not to compete with others. To me, in this sport, there are only people who start from scratch, who fight and learn so much along the way, who will be able to understand every step, every link in the chain of Parkour.

If you get into filming or photography, you already alter the spirit of Parkour. It means you jump to show off and brag; it’s more about yourself. At first, I didn’t want any photos or video. I just wanted to train for the sake of training and not jump because someone was watching or asking me. I may have triggered the whole thing by showing what I was doing at first but I didn’t want that. I made videos for producers and advertising agencies to give them ideas and have them want to work with me. But those videos ended up on the net; and it wasn’t my idea. There was a time when you typed David Belle on a search engine and nothing showed up. Nowadays, everything is out there. It doesn’t interest me. Parkour is not on the net; it takes place outdoors. Once again, you have to be real, not bluffing.
With Parkour, one shouldn’t feel invincible either…

Jika suatu gerakan tidak saya lakukan dengan benar, maka tubuh saya akan langsung memberitahu. Jika Anda luput dalam melompat, Anda akan menyakiti diri sendiri, selain dari pada itu, Anda tidak akan merasakan apa-apa. Hal yang terpenting baginya (David Belle) ialah untuk melakukan berulang kali: "Dengan melakukan geraknya selusin, seratus, beribu kali, kepercayaan akan datang dan dalam melakukan gerak-gerik yang sama secara berulang kali, hal tersebut akan menjadi hal yang otomatis."


Saya memulai dengan lompatan-lompatan yang memungkinkan saya untuk berkembang, namun memulainya tanpa mengambil resiko yang besar dikarenakan saya menyadari ibu saya yang sedang menunggu anaknya pulang dari latihan. Hal tersebut menghindari saya dalam melakukan hal-hal yang gila dan memiliki sikap berontak remaja yang tak acuh seperti, "Yah, jika saya menyakiti diri saya sendiri, saya tidak peduli!"


Beberapa orang sangat bangga untuk mematahkan tulangnya dan membual mengenainya. Namun pada kenyataannya, hal demikian hanya memperlihatkan kekurangan dalam menghargai terhadap diri dan raganya. Apa gunanya dalam bersiap sedia untuk merusaki diri sendiri hanya untuk memperihatkan kecuekan? Sekalinya Anda benar-benar terluka, Anda tidak akan bisa berkembang lagi.


Mereka yang tidak ingin sedikitpun merasakan sakit, yang tidak ingin tergores dikit, tidak seharusnya datang untuk Parkour. 


Ketika Anda menambahkan akrobatik, perhatian Anda akan terfokus pada salto dan menyingkirkan hal yang lainnya; semua yang mengenai Parkour, yakni melompat, memanjat, bergerak dari titik A ke B. Berlatih Parkour itu bukan soal bersenang-senang, dengan tindikkan dimana-mana, rambut berwarna hijau atau ungu, atau sepatu yang keren. Hal-hal yang tidak perlu. Dalam Parkour, jika seseorang mengerti akan keberadaannya, dalam melakukan gerakan-gerakannya, itu hal yang bagus. Jika ia belajar melewati halang rintang tanpa menyakiti dirinya, hal itulah yang benar-benar penting. Lalu, jika ia menaruh gaya-gayaan pada gerakannya, mengacungkan jari kelingkingnya di udara seperti demikian, siapalah yang peduli? Jika seseorang merasa nyaman ketika ia melompat, jika pendaratannya bagus, maka ia telah mengerti.


Setelah melihat beberapa peserta, saya menyadari setelah beberapa saat bahwa mereka tidak lagi melakukan hal-hal yang saya cari dalam Parkour, mereka tidak lagi memiliki pola pikir yang sama. Selama latihan, pertunjukan umum atau film-film, semua beranjak turun dan omong-kosong. Beberapa membawakan sisi hura-hura padanya,sebuah semangat freestyle. Tentu hal demikian terlihat bagus dan penonton menyukainya, namun dengan adanya salto-salto dan gerakan indah lainnya, gerakan tersebut tidaklah sama lagi. Hal tersebut berubah menjadi suatu pertunjukkan dan itu bukanlah Parkour. Saya tidak mengatakan saya sendiri tidak melakukan akrobatik - saya melakukannya - tapi itu dilakukan setelah latihan, setelah Parkour, hanya untuk bersenang-senang, untuk relaksasi dan bergembira. Hal demekian dilakukan untuk bersantai, bagaikan pesepakbola yang melakukan jungkir-balik setelah mencetak gol. Ketika saya berlatih dengan beberapa teman, terkadang mereka menaruhkan seluruh usahanya dalam melakukan suatu gerakan freestyle - segala hal yang disukai anak muda saat itu - tapi secara pribadi saya menganggapnya tak berguna. Saya tidak ingin mensia-siakan waktu saya dalam berlatih salto yang seperti ini dikarenakan saya mengetahui dalam situasi kehidupan nyata, saya tidak akan memiliki waktu untuk melakukannya . Ketika saya melakukan akrobatik, saya sebenarnya melakukan pendalaman latihan. Terlihat seperti saya sedang bersenang-senang namun sebenarnya saya melakukan dengan alasan yang spesifik: saya bekerja pada hal-hal dasar, saya sedang mengembangkan persepsi saya akan ruang dan jarak.


Kita seharusnya termotivasi oleh kecintaan akan olah raganya, bukan tantangan atau kompetisi.Harus saya akui bahwa suatu kesalahan dalam menaruh gerakan-gerakan akrobatik dalam video pertama saya namun ketika saya melakukan demo tersebut ialah untuk menyalakan suatu percikan yang membuat anak-anak muda untuk mulai berpikir, "Hei, saya tidak tahu mengapa ia melakukannya, tapi ia membuat saya ingin untuk memakai sepatu sneakers saya dan keluar rumah untuk bergerak!"


Hal pertama untuk mengetahui seorang anak datang kepada saya ialah alasan ia untuk belajar Parkour. Saya mencoba untuk mengetahui motivasi aslinya, apa yang membuat ia berkeinginan untuk bergerak. Jika ia hanya menginginkan untuk bersalto atau berputar-putar, maka saya akan berkata kepadanya untuk melakukan gimnastik atau freerun - yang lainnya selain Parkour. Jika ia ingin berfoto ria atau membuat film-film, saya akan langsung menyuruhnya pulang. 


Jika saya mengajar Parkour pada anak muda, saya tidak ingin mengetahui apa yang ingin ia lakukan dengannya. Ia dapat menjadi seorang pemeran film, seorang akrobat, atau pekerjaan artistik lainnya, atau menjadi pemadam kebakaran atau penyelamat, biar saja. Saya tidak mau tahu.


Prinsip dari Parkour ialah untuk mengatahui kemampuan diri, meraih kepercayaan diri dan tidak berkompetisi dengan yang lain. Bagi saya, dalam olah raga ini, hanya ada orang-orang yang mulai dari awal, yang berjuang dan belajar banyak sepanjang jalannya, yang akan dapat memahami setiap langkah, setiap mata rantai dalam Parkour.


Jika (motivasi) Anda ialah untuk bikin film atau foto, Anda telah mengubah semangat dari Parkour. Hal itu berarti Anda melompat untuk pamer dan membualnya; ini hal yang lebih dari diri Anda. Pada awalnya, saya tidak ingin suatu foto atau video. Saya hanya menginginkan untuk berlatih demi latihannya itu sendiri dan tidak melompat hanya karena seseorang melihat atau memintanya. Saya mungkin telah memicu semuanya dengan mempelihatkan yang saya lakukan, namun saya tidak menginginkannya. Saya telah membuat video untuk produser dan agensi iklan demi memberikan mereka ide dan membuat mereka ingin bekerja dengan saya. Namun video-video tersebut berakhir di internet; dan itu bukanlah ide saya. Ada saat yang anda dapat mengetik David Belle pada mesin pencari dan tidak muncul apapun. Sekarang, semuanya ada disana. Hal tersebut tidak menarik minat saya. Parkour bukanlah di dunia maya; Parkour berlangsung di luar. Sekali lagi, Anda harus nyata, bukan menggertak.
 
Dengan Parkour, seseorang janganlah merasa tak terkalahkan juga.

Alih bahasa oleh : Ais


Jika kalian tertarik untuk baca biografi David Belle, teman-teman bisa lihat di link berikut http://www.parkourindonesia.web.id/forum/viewtopic.php?f=11&t=2930

Artikel di ambil dari Parkour Bandung

Comments

Popular posts from this blog

JAMNAS 2019 (Indonesian National Jamming 2019)

Download movie district B13 ultimatum dan Yamakasi + sub indo